NOVEL: RAHASIA SHARLA PART 2

KEMELUT SHARLA DAN ERLYN

*Disclaimer : novel ini dibuat tanpa bermaksud mendukung LGBT. Hanya berusaha mengungkapkan bahwa mereka pernah terluka, butuh teman, tak seharusnya dijauhi atau bahkan dicaci. Novel ini menggunakan setting tahun 2010.

Sumber: Pinterest

Kantin buana atau kadang disebut buana’s café, karena tempat itu mirip sekali dengan café, berbentuk sebuah bangunan lebar berlantai dua dengan meja-meja tertata rapi di dalamnya dan ruangan yang ber-AC. Mungkin jika tidak berada dalam lingkup sekolah, kantin itu sudah menjadi café terkenal di Jakarta karena menunya yang komplit dari nusantara hingga western. 

Sang raja siang sedang enak-enaknya memanaskan bumi bebarengan dengan siswi-siswi Buana yang sedang enak-enaknya pula memanaskan perut mereka. Dipojok ruangan itu, di lantai dua, terdengar riuh suara tawa anak-anak centil dari gank star. Suara mereka hampir mengalahkan suara para nenek sihir yang sedang mengadakan pesta. 

“Hey, mana pesanan kita?!” teriak Erlyn pada seorang adik kelas berkacamata tebal, ini nih gank yang suka semena – mena pada siswi lain.

“Iya kak... sebentar...,” anak itu kesulitan membawa sebuah baki berisi tiga mangkok bakso dan lima gelas es teh pesanan Erlyn. Sebenarnya ini pekerjaan mudah yang bisa di lakukan mereka sendiri, tapi bukan Erlyn namanya kalau nggak jadi biangnya penganiaya.

“Lama banget sih, udah bosan hidup lo?!” Erlyn melotot. Puas dia mendamprat anak kelas sepuluh, sekarang giliran anak kelas sebelas yang kebetulan lewat di depan hidungnya. Sementara anak star yang lain masih membentak sadis pada anak kelas sepuluh itu, Erlyn bangkit menghampiri mangsa selanjutnya.

Si anak kelas sebelas itu menunduk ketakutan. Kalau bukan karena tadi pagi belum sempat sarapan, dia tidak akan datang ke tempat ini yang jelas – jelas ada gank star. Dia tahu, Erlyn mengincarnya.

“Lo jangan pura – pura lupa ya, mana buku tugasnya?!” Erlyn mengacungkan telapak tangannya, menodong tugas akuntansi.

Gadis itu diam saja, gemetar ketakutan tak berani memandang Erlyn. “Be... be... belum selesai kak...”

“BELUM SELESAI?!!” bentak Erlyn mengagetkan seisi kantin yang luas dan berlantai dua.  

”Maaf kak... kemarin saya sibuk di ekskul jurnalis, jadi...”

BRAK! Erlyn menggebrak meja kantin, untung tangannya nggak patah, padahal anak kelas sebelas di depannya mengharapkan itu, biar kapok sekalian, suka semena – mena sama orang lain. 

”Lo kan anak IPS, pasti lo kenal sama Ibu Anita, kalau ringkasan itu nggak selesai sekarang, lo tahu kan apa jadinya?” dari wajah anak kelas sebelas itu, terlihat sekali dia sangat ketakutan, teringat teman sekelasnya yang nggak masuk sekolah selama seminggu setelah di marahi habis – habisan oleh guru itu gara – gara belum mengerjakan tugas.

Semua anak Buana tahu – terutama anak IPS – betapa galaknya Bu Anita, pokoknya, jangan sampai bikin gara – gara dengan beliau kalau nggak mau menanggung malu terkena omelannya yang tajam dan dijamin pedas, sampai – sampai bisa bikin muridnya menangis atau urung masuk sekolah keesokan harinya.

”Dan kalau lo nggak nyelesaiin ringkasan itu sekarang, gue bakal bikin lo lebih parah dari temen lo itu, nggak bisa masuk sekolah se...la...ma...nya! ngerti lo?!” ancamnya.

”Tapi kak, kelas akuntansinya kan masih besok lusa...” 

”Lo berani ngelawan gue?!! Gue maunya sekarang!” Erlyn sudah mengangkat tangannya siap mendorong bahu cewek itu, tapi seseorang mencekalnya.

”Harusnya lo ngerjain tugas lo sendiri, bukannya main perintah seenaknya...,” suara yang muncul membuat Erlyn jengah. Selalu saja seperti ini endingnya.

”Sampai kapan sih lo mau ganggu kesenangan gue?!” matanya menatap Sharla benci. Beruntung buat anak kelas sebelas itu, Sharla datang tepat pada waktunya, karena nggak ada yang berani melawan kekejaman Erlyn selain Sharla dan ganknya.

”Lo bilang kayak gini senang – senang?” 

”Apa urusan lo sih?! Urusin aja urusan lo sendiri! Oh ya, seminggu yang lalu gue liat lo berduaan sama Nia di lorong laborat bahasa. Kalian berdua pacaran ya?” 

“Bukan urusan lo!”

”Idiiih lo pasti nggak bisa jawab, ngapain lagi sih berduaan di tempat sepi kayak gitu kalau bukan pacaran?”

Kalau sudah seperti ini, mulai deh, pasti sebentar lagi akan meletus perang. Yang seperti ini terjadi hampir setiap hari. Kalau gank action dan gank star bertemu, pasti terjadi keributan. Dan hanya gank action, terutama Sharla, yang berani melawan Erlyn dan membela yang teraniaya, itu alasannya mengapa Sharla sangat di segani.

”Lo mau mengulang kejadian satu tahun yang lalu, ha?! Semua anak-anak di sini nggak bakalan percaya karena lo nggak punya bukti!” kilah Sharla. 

”Tapi gue liat dengan mata kepala gue sendiri!”

”Hhh! Itu kan belum cukup. Lagian lo liat kalau gue sama Nia mesra – mesraan?”

Urat kebingungan nampak di wajah Erlyn. Hari senin yang lalu, dia memang tidak melihat Sharla bermesraan dengan Nia, dia hanya melihat mereka berdua keluar dari lorong laborat bahasa. 

”S***t!” pada akhirnya pasti Erlynlah yang tidak bisa mengendalikan emosi seperti saat ini. Dia telah mengangkat tangannya hendak memukul Sharla tapi tiba-tiba saja dia mengurungkan niatnya.

”Kenapa? Lo takut?” ejek Sharla, mengangkat kedua alisnya.

”Bukan, tapi ini yang lebih pantas buat lo!” Erlyn mengangkat kaki kanannya, kini dia hendak menendang Sharla.

Tidak semudah itu untuk mengalahkan Sharla, dengan sigap Sharla mengunci kaki Erlyn, hingga dia kehilangan keseimbangan dan... GUBRAK!!! Erlyn terjatuh dengan hantaman yang cukup keras, merobohkan lima kursi di belakangnya. Botol saos yang pada awalnya berdiri kokoh, menggelinding dan menimpa punggung Erlyn. Semua tertawa, seperti adegan di Tom And Jerry saja. 

Keempat teman Erlyn yang melihat kejadian itu, buru-buru menolong sang ketua gank. Sementara itu, Sharla merasa sangat puas, senyum kepuasan sekaligus mengejek terukir di wajah manisnya, mengiringi tawa anak lain. 

”Erlyn… lo nggak pa-pa kan? Sakit ya?” tanya Cita, salah satu anggota star.

“Kurang ajar!” Reka marah besar, dia menghampiri Sharla, ingin membuat perhitungan.

“Reka! Udah dong, kita tolongin Erlyn dulu, kasian banget dia...,” teriak Ina yang ada di belakangnya. 

Sepintas, Reka pun sadar, membalas Sharla harus pakai tak – tik, dia tidak boleh gegabah kalau tidak ingin mendapat malu. ”Okey, kali ini lo boleh aja tersenyum tapi tunggu lain kali!”

Sharla menatap Reka tajam, dan yang ditatap tak kalah tajam membalasnya. Tatapan yang menunjukkan Sharla tak mudah dikalahkan itu, menyembunyikan kegelisahan dalam hatinya, kegelisahan jika kejadian satu tahun lalu terulang. 

TEEEEET!!!! TEEEEET!!! Bel dua kali tanda istirahat usai telah berteriak. 

Sepanjang perjalanan menuju kelas masing-masing, beberapa siswi kasak-kusuk membicarakan mereka. Pasti berita pertengkaran tadi telah merajalela secepat angin muson timur. Gank action memang keren, mereka selalu menang bila bertengkar dengan gank star, gank yang paling jahat pada anak lain. Itulah sebabnya, anak-anak Buana banyak yang menyukai Sharla.

Di sisi lain sekolah, di depan kantin Buana, seorang cewek duduk di bangku coklat panjang di bawah pohon beringin tua. Tampaknya cewek itu memperhatikan pertengkaran yang baru saja terjadi lalu tanpa banyak pikir, dia menuliskan sesuatu di atas notes kecilnya. Cewek yang duduk sendirian itu kemudian di sapa oleh seorang adik kelasnya.

”Kak Amy sendirian nih? Kak Sharla emang hebat ya?”

Yang di panggil Amy tidak menjawab, dia hanya menganggukkan kepala sambil masih terus menggoreskan pulpennya di atas sebuah notes.


---- BERSAMBUNG ----


Terimakasih sudah membaca novel saya, jangan lupa tinggalkan review dan komentarnya ya kak 😉


 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menulis di ODOA, Skill Meningkat Cuan Berlipat!

Melangkah tanpa Lelah, Tertatih tanpa Letih

Kelas Naik Omzat Hari Ketiga: Cara Praktis Kelola Bisnis